Seorang Tua Bertanya
seorang tua bertanya, bagaimana membuka lembaran buku
dalam ingatan, judul kenangan yang samar-samar
dibacanya terbata-bata, debu menutup kata-kata tentang
orang-orang yang menjadi bagian dari lembar pertama
seorang tua bertanya, bagaimana membaca lembaran buku
yang usang, kata-kata berbaur hitam putih ingatan
seperti dalam foto yang tersimpan lama di laci meja
dengan wajah-wajah bermacam rupa bermunculan
dari balik rongga dada, sampai taksadar
beberapa sudah tiada, di antara mereka yang masih ada
seorang tua bertanya, bagaimana mengingat lembaran buku
yang nama-nama tiap orang masuk keluar tiap kata-kata
dibaca dengan terbata-bata, dieja, menjelma teman, sahabat
dari pertama bermain bola di lapangan masa lalu, lalu cinta
yang bersemi dan bergugur seperti daun djati di musim gugur
seorang tua berhenti bertanya, tentang bagaimana-bagaimana
yang taklagi hadir sejak tiba pada jejak akhir
dari lembar terakhir, ketika kata-kata menjelma mereka,
di depan pelupuk matanya
Dan Lalu
ada dan tanpa cinta
kita nikmati rintik-rintik
masa lalu yang gemericik,
menjadi pelangi
dari kehadiran kalian,
di bilik nostalgia ini
Jatinangor, 13 November 2014
Tidak ada komentar:
Posting Komentar