Rabu, 12 November 2014

[Puisi] Dua Buah Puisi

Seorang Tua Bertanya



seorang tua bertanya, bagaimana membuka lembaran buku

dalam ingatan, judul kenangan yang samar-samar

dibacanya terbata-bata, debu menutup kata-kata tentang

orang-orang yang menjadi bagian dari lembar pertama


seorang tua bertanya, bagaimana membaca lembaran buku

yang usang, kata-kata berbaur hitam putih ingatan

seperti dalam foto yang tersimpan lama di laci meja

dengan wajah-wajah bermacam rupa bermunculan

dari balik rongga dada, sampai taksadar

beberapa sudah tiada, di antara mereka yang masih ada


seorang tua bertanya, bagaimana mengingat lembaran buku

yang nama-nama tiap orang masuk keluar tiap kata-kata

dibaca dengan terbata-bata, dieja, menjelma teman, sahabat

dari pertama bermain bola di lapangan masa lalu, lalu cinta

yang bersemi dan bergugur seperti daun djati di musim gugur


seorang tua berhenti bertanya, tentang bagaimana-bagaimana

yang taklagi hadir sejak tiba pada jejak akhir

dari lembar terakhir, ketika kata-kata menjelma mereka,

di depan pelupuk matanya




Dan Lalu



ada dan tanpa cinta

kita nikmati rintik-rintik

masa lalu yang gemericik,

menjadi pelangi

dari kehadiran kalian,

di bilik nostalgia ini


Jatinangor, 13 November 2014

Tidak ada komentar:

Posting Komentar