Mungkin aku sudah
sering bercerita kepadamu bahwa aku menyukai anak-anak yang sedang bermain; melihat
mereka lari mengejar satu sama lain, berteriak kepada temannya, ngobrol dengan
serunya sampai tertawa terbahak-bahak mendengar atau melihat tingkah lucu salah
satu temannya. Betapa menyenangkan melihat mereka semua. Sampai aku sering
berpikiran seandainya saja aku bisa kembali menyusut menjadi seumuran mereka,
aku ingin bisa bergabung dengan mereka.
Dunia adalah tempat
bersenang-senang, begitu yang ada di dalam benak mereka. Tidak ada kegalauan
kapan kita bisa mendapat kerja, pusingnya menghadapi atasan di kantor,
ketidakpastian hati ketika berbicara masalah cinta, dan macam lagi permasalahan
yang tidak mereka ambil pusing. Berkaitan dengan bersenang-senang tadi, aku
jadi teringat sebuah cerita yang dikarang oleh John Steinbeck. Cerita yang
berjudul Dataran Tortilla ini
menceritakan sekelompok anak muda, yang bernama masing-masing Danny, Pilon,
Pavlo, Jesus Maria, Joe Portugis, dan Kapten Bajak Laut, yang hidupnya hanya
untuk bersenang-senang. Mereka adalah paisano, masyarakat dengan darah campuran
dari Spanyol, Indian, Meksiko, dan berbagai ras kulit putih Eropa, yang tinggal
di daerah urban di pesisir sekitar Pantai California.
Kegiatan mereka
sehari-hari seperti yang dilakukan anak-anak yang aku ceritakan tadi,
bersenang-senang tanpa ambil pusing permasalahan-permasalahan selain makan,
minum, dan tidur. Kalau mau makan mereka bisa dengan mudah mencuri ayam
tetangga yang berkeliaran, menyembelih kambing yang lewat di jalan, atau
mencuri barang-barang lain untuk kemudian ditukarkan sebotol dua botol anggur.
Kalau mau tidur mereka bisa tidur di mana saja, bisa di hutan, di pantai, di
mana saja. Butuh apa-apa mereka tinggal mencari dan mencuri, atau menunggu
siapa tahu kerabat mereka membawa sebotol dua botol anggur untuk diminum
bersama sambil dimintai bantuannya untuk melakukan sesuatu.
Betapa bebasnya hidup
mereka, mungkin begitu yang kau pikirkan. Mereka tidak mengenal norma-norma
tapi bukan berarti melanggarnya tanpa batas begitu saja. Mereka melakukannya
sekadar memenuhi kebutuhan hidupnya dan kalau sudah terpenuhi mereka bisa
berbuat banyak kegiatan yang terkadang justru positif, seperti ketika Danny
bertemu Pavlo dan dia belum minum anggur seharian, dia menawarinya sebotol
anggurnya untuk diminum bersama. Kegiatan yang mereka lakukan memang cenderung
berdasar kesetiakawanan yang kuat.
Alur hidup mereka
perlahan mulai berubah saat Danny mendapat sebuah warisan dari kakeknya, berupa
dua buah rumah yang harus dia urus. Danny yang hidup serba bebas dan
menggelandang tanpa rumah, tentu siap tidak siap menerima perubahan yang akan
mengubah hidupnya itu. Dia mulai memanggil teman-temannya untuk tinggal di
rumahnya. Kehidupan mereka yang tadinya menggelandang kemudian menjadi menetap
perlahan mengubah juga pola hidup mereka. Kepedulian mereka terhadap sesama
mulai sering muncul, tidak hanya kepada sesama kawannya, tapi kepada
orang-orang lain yang mereka kenal. Salah satunya bagaimana mereka membujuk Si
Tua Bajak Laut yang tinggal bersama kelima anjingnya di bawah kandang ayam
untuk tinggal bersama mereka. Sebenarnya, ide ini berawal dari kelicikan Pavlo
juga. Dia tahu ada desas-desus bahwa Si Bajak Laut ini menyimpan harta karun
berupa uang yang dia kumpulkan sedikit demi sedikit tiap harinya. Namun,
bukannya mendapat informasi uang itu, justru Si Bajak Laut sendiri yang
menitipkannya pada mereka sebagai tanda terima kasih telah mengajaknya tinggal
serumah di rumah Danny.
Danny dan
kawan-kawannya juga tidak lantas menghabiskan uang yang dititipkan Si Bajak
Laut setelah tahu bahwa uang tersebut akan dipakai untuk membayar kaul Si Bajak
Laut kepada seorang orang suci yang membantu menyembuhkan anjingnya yang
terluka. Moral mereka menjadi muncul untuk menjaga kepercayaan Si Bajak Laut,
apalagi ada ketakutan yang tidak mereka sadari sepenuhnya. Mereka takut kalau
memakai uang itu untuk membeli anggur dan keperluan mereka, mereka akan
mendapat hukuman dari langit. Mereka yang tadinya tidak mengenal apa itu dosa,
apa itu hukuman dari langit, menjadi muncul perlahan di dalam hati
masing-masing.
Kesetiakawanan mereka
terus muncul bahkan ketika Danny mengalami gangguan jiwa. Perubahan hidup
mereka yang tadinya tidak bermoral menjadi sedikit lebih bermoral, mulai
menetap, mulai berubah dalam banyak segi kehidupan mereka membuat Danny merasa menjadi
seperti bukan jati dirinya. Dia ingin bebas berpetualang seperti dulu sebelum
mendapat warisan, tetapi tidak mungkin meninggalkan apa yang telah mereka dapat
selama itu. Gejolak ini mengguncang jiwa Danny. Dia lalu lepas kendali. Dia
mulai mencuri lagi, berbuat onar lagi, bahkan mencuri barang-barang milik
kawan-kawannya.
Bukankah kita terkadang
merasakan apa yang dirasakan Danny, Lita. Kau pun pasti pernah merasakannya,
saat apa yang kita lakukan sekarang rasa-rasanya bukan seperti yang seharusnya
kita lakukan. Terkadang terpaksa karena tuntutan kebutuhan, atau faktor-faktor
lain yang justru di luar kuasa diri kita. Sampai rasanya ingin kita meledak
menjadi berkeping-keping dan memulainya lagi dari awal.
Cerita Danny ini seakan
memberitahuku bahwa keinginanku untuk menjadi anak-anak kecil selamanya tidak
bisa. Tidak bisa terus bersenang-senang, sebab hidup memaksa adanya perubahan
dalam diri setiap manusia, untuk dewasa dalam berpikir dan bertindak. Meskipun
pada akhirnya ada gejolak yang akan terjadi, itu wajar tentunya sebagai
awal dari perubahan.
Danny sendiri akhirnya
melawan kuasa yang sudah dituliskan oleh hidup. Dia kembali lagi kepada
kawan-kawannya dan melakukan sebuah pesta untuk mengenang masa-masa
petualangannya dulu. Namun, perlawanannya itu berakhir ketika dia menantang
langit, ketika dia melawan kuasa yang sudah dituliskan dengan jalan
semena-mena. Dia mati akhirnya karena terlampau mabuk sampai tidak tahu ada
jurang di depannya dan dia terjatuh..
Sayang, ceritanya ini
berakhir tragis. Aku sendiri ingin ada cerita lain tentang kelanjutan hidup
kawan-kawan Danny setelah kematiannya sebab mereka akhirnya berpencar satu sama
lain, memutuskan untuk hidup berpisah seperti sebelum mengenal Danny lagi.
Mungkin mereka akan kembali menjalani hidup yang bersenang-senang, seperti yang
anak-anak lakukan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar